Di balik cermin itu terpantul
bayangan yang menghamburkan
kebencian. Ia berkelindan dan melekat,
mencengkram jiwa-jiwa yang kewalahan
Kebencian itu berwarna jelaga,
ia adalah buah hati luka yang dibesarkan
oleh dendam. Angan mereka satu:
melawan kekecewaan di masa lampau
Neraka menerima pinta angan tersebut
namun waktu terus bergerak maju
api neraka lambat laun melamat angan itu pula
hingga yang tersisa hanya kekalahan
Tiba-tiba mesin watu berada di depan muka
memberi kesempatan kepada dendam
untuk memaafkan dirinya sendiri